Berita Keselamatan -Cerdik seperti Ular, Tulus seperti Merpati

Cerdik seperti Ular, Tulus seperti Merpati



Saya sering mendengar kata-kata "Cerdik seperti Ular, Tulus seperti Merpati", kata-kata bijaksana yang mengambarkan kepintaran ular untuk menyerang atau bertahan dan ketulusan merpati dalam hidupnya.

Awalnya saya kurang mengerti, mengapa icon untuk mengambarkan kecerdikan itu adalah ular, kenapa bukan macan, singa sebagai raja rimba. Ular sungguh binatang yang amat cerdik, waktu dia menunggu mangsanya, ular itu akan diam dengan sabar tanpa bergerak sampai seperti kayu! Sehingga mangsanya tanpa curiga lewat dekat ular tadi, tentu saja mangsa tadi langsung dicaplok tanpa ampun. Dalam sejarah agama , ular adalah binatang yang paling cerdik, tidak di terangkan bagaimana kecerdikan singa atau macan. Seperti yang tertulis di dalam kitab kejadian pasal 3, dimana ular itu memperdayai hawa dan adam sehingga manusia jatuh kedalam dosa. Tetapi disini kita tidak akan membahas tentang manusia jatuh kedalam dosa. Disini kita akan membahas tentang bagaimana kita sering salah memahami makna kata bijaksana itu, kita lebih senang menggunakan dua kata saja, yakni "cerdik seperti ular"  sedangkan "tulus seperti merpati" sering dilewatkan walau sering ikut dalam pengucapan.

Cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati, menurut saya adalah pengungkapan yang tepat. Bukan terbalik "Tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular." Gambaran yang saya mengerti tentang sedikit arti pengungkapan ini adalah kita harus cerdik dalam hidup ini, dalam bersosialisasi, berteman dan apapun dalam hidup yang kita jalani. Dan kecerdikan yang kita miliki tentu harus mempunyai batasan untuk mengatur sejauh mana menggunakannya. Sungguh celaka jika kecerdikan yang kita miliki itu untuk mencelakakan orang, untuk digunakan sebagai kepentingan pribadi sendiri. Sebuah anugrah Tuhan yang diberikan untuk kita berupa akal harus berjalan dengan ketulusan kita menerapkan kecerdikan itu.

Merpati itu sebagai lambang dari sifat ketulusan, kepenurutan, kesucian. Peristiwa pengurapan Mesias setelah pembaptisan Yesus adalah pernyataan dari Roh Suci saat itu adalah seperti burung merpati turun keatas kepala Yesus.
Pemakaian burung merpati sebagai korban menurut ketentuan hukum Taurat selain dari domba menunjukkan bahwa burung merpati adalah simbol dari ketulusan,kesucian,kepenurutan karena semua system korban dalam hukum Taurat adalah gambaran dari Yesus(Imamat 5:7).

Catatan :Belajar dari kecerdikan seekor ular bukan berarti belajar keculasan dan kelicikan ular, mengambil inti sari yang baik untuk penerapan hidup yang semakin sulit. Karena penerapan yang salah dapat menjadi "senjata" menyerang orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

You have the impression and comments for products and services, you may want to share with comment. I am glad if you comment can benefit you and please do not spam.

Join here to receive articles via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner